TUGAS REVIEW PSIKOLOGI PENDIDIKAN


Psikologi Pendidikan


    Psikologi yang dalam istilah lama disebut ilmu jiwa itu berasal dari kata bahasa inggris psycology. kata psycology merupakan dua akar kata yang bersumber dari kata greek (yunani), yaitu satu) psyche yang berarti jiwa; dua) logos yang berarti ilmu. jadi, secara harfiah psikologi memang berarti ilmu jiwa. 


       Psikologi lebih banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia. alam hubungan ini, psikologi didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu, dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berfikir dan berperasaan

Bruno (1987) membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (pendidikan) mengenai  “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organisme.

Chaplin (1972) dalam dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan dalam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.


    Objek Kajian Psikologi dan Psikologi Pendidikan

1.      Objek Kajian Psikologi


Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :

1.      Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia.

2.      Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.

2.      Objek Kajian Psikologi Pendidikan

Objek kajian psikologi pendidikan tanpa mengabaikan persoalan psikologi guru terletak pada peserta didik. Karena hakikat pendidikan adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik. Oleh karena itu objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik, khususnya ketika mereka terlibat dalam proses pembelajaran.


Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, hereditas dan lingkungan, perbedaan individual peserta didik, potensi dan karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta disiplin lain yang relevan.

Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis yang tepat dalam interaksi antar setiap faktor pendidikan. Pengetahuan psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan. Karena itu, pengetahuan tentang psikologi pendidikan seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang yang menyadari dirinya sebagai pendidik.


Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi pendidikan menjadi tiga macam:

  • Mengenai “belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
  • Mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik;
  • Mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
                         Bakat dan Intelegensi

        Pengertian Intelegensi Menurut  David Wechsler , intelegensi adalah  kemampuan  untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi  adalah  suatu  kemampuan  mental  yang  melibatkan  proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara  langsung,  melainkan  harus  disimpulkan  dari  berbagai  tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
        Bukan kemapuan yang seragam, lebih merupakan komponen dari berbagai fungsi, yang mencakup gabungan kemampuan yang diperlukan untuk bertahan dan maju dalam suatu kebudayaan. Keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungannya secara terarah(Anastasi, 1997).


Meskipun demikian, dari sekian definisi tentang intelegensi yang dirumuskan oleh para ahli, secara umum dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga klasifikasi berikut : 

1. Kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi-situasi         baru atau menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam.

2. Kemampuan untuk belajar atau kapasitas untuk menerima pendidikan.

3. Kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menggunakan konsep-konsep abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol dan konsep-konsep (Phares, 1988).
           Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intelegensi

1)      Pengaruh faktor bawaan
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi ( + 0,50 ), orang yang kembar ( + 0,90 ) yang tidak bersanak saudara ( + 0,20 ), anak yang diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya ( + 0,10 – + 0,20 ).
2)      Pengaruh faktor lingkungan
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan intelegensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-lain (khususnya pada masa-masa peka).
3)      Stabilitas intelegensi dan IQ
Intelegensi bukanlah IQ. Intelegensi merupakan suatu konsep umum tentang kemampuan individu, sedang IQ hanyalah hasil dari suatu tes intelegensi itu (yang notabene hanya mengukur sebagai kelompok dari intelegensi). Stabilitas inyelegensi tergantung perkembangan organik otak.[[4]]
4)      Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya.
5)      Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi.
6)      Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.
7)      Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain. Untuk menentukan intelegensi atau tidaknya seorang individu, kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor tersebut, karena intelegensi adalah faktor total. Keseluruhan pribadi turut serta menentukan dalam perbuatan intelegensi seseorang.

Adapun tahapan perkembangan Intelegensi pada anak adalah sebagai berikut:
a)      Tahap sensori-motor (0-2 tahun)
sebagaimana dikemukakan oleh I.P. Pavlov yang menjadi pendahulu refleksologi, satu refleks bisa berpindah dan dikembangkan dengan reflek-reflek lain melalui kondisi-kondisi yang dibuat dari luar (lingkungan) sebagai inti dasar rangkaian gerak atau perbuatan yang sederhana, terutama pada gerak motorik.
b)      Tahap berpikir praoperasional (2-7 tahun)
kemampuan mempergunakan simbol. Fungsi simbolik, yakni kemampuan untuk mewakilkan sesuatu yang tidak ada, tidak terlihat dengan sesuatu yang lain atau sebaliknya sesuatu hal mewakili sesuatu yang tidak ada. Fungsi simbolik ini bisa nyata atau abstrak. Misalnya pisau yang terbuat dari plastik adalah sesuatu yang nyata, mewakili pisau yang sesungguhnya.
c)      Tahap berpikir operasional konkret (7-11 tahun)
Pada masa ini anak-anak sudah mulai bisa melakukan bermacam-macam tugas. Menurut Piaget, anak-anak pada masa operasional konkret ini bisa melakukan tugas-tugas konservasi dengan baik.
d)     Tahap berpikir operasional formal (11-15 tahun)
Pada tahap ini, seorang anak memperkembangkan kemampuan kognitif untuk berpikir abstrak dan hipotesis. Pada masa ini anak bisa memikirkan hal-hal apa yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu yang abstrak dan menduga apa yang akan terjadi.


Definisi Bakat

Bakat mengacu pada kemampuan khusus ( berg, 2000 ) sepeti menyelesaikan perhitungan aritmatika, atau mengingat fakta dari informasi yang telah dibaca.
Bakat menurut Chaplin, kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan dating.
Bakat berasal dari hasil interaksi antara karakteristik individu dengan kesempatan belajar di lingkungan ( Cohen dan Swedlik, 2002 ) . Bakat ini merepresentasikan informasi dan ketrampilan yang bertahap telah didapatkan.
Menurut Bingham, kondisi atau sifat-sifat yang dianggap sebagai tanda kemampuan individu untuk menerima latihan, atau seperangkat respon seperti kemampuan berbahasa, musik, dan sebagainya.
Jadi dari definisi di atas, bakat dapat dipahami sebagai kamampuan khusus atau suatu pertanda kemampuan yang sangat menonjol atau lebih mencolok yang terdapat pada diri seseorang, yang secara cepat dapat menyelesaikan, merespon dan menerima latihan-latihan, tugas-tugas, atau hal-hal tertentu. Bila seseorang mengetahui keunggulannya dalam suatu bidang, maka ia akan terasa lebih mudah dalam memasuki peluangnya artinya; dalam mempelajari dan mengembangkan bakatnya. Dengan kemampuan bakat, tentu seseorang akan mempunyai peluang besar untuk meraih keberhasilan pada masa mendatang.


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bakat



a)      Faktor internal yakni dari individu sendiri. Misalnya anak itu tidak atau kurang berminat untuk mengembangkan bakat-bakat yang ia miliki, atau kurang termotivasi untuk mencapai prestasi yang tinggi, atau mungkin pula mempunyai kesulitan atau masalah pribadi sehingga ia mengalami hambatan dalam pengembangan diri dan berprestasi sesuai bakatnya.



b)      Faktor eksternal yaitu lingkungan anak. Contoh, orang tuanya kurang mampu untuk menyediakan kesempatan dan sarana pendidikan yang ia butuhkan atau orang tua mampu tetapi perhatian terhadap pendidikan dan bakat anak, bahkan ada orang tua yang benar-benar tidak mau mendukung bakat anak.
Definisi tes intelegensi / tes IQ
            Pada umumnya, masyarakat akan mendefinisikan inteligensi sebagai kecerdasan, kepintaran atau kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Para ahli berpendapat untuk tidak membicarakan atau memberi batasan yang jelas mengenai inteligensi, karena inteligensi merupakan status mental yang tidak memerlukan definisi. Para ahli lebih memusatkan perhatian kepada perilaku inteligen, seperti kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah dengan cepat, kemampuan mengingat, kreativitas yang tinggi, atau daya imajinasi yang berkembang.
Menurut Binet & Simon, inteligensi terdiri dari tiga komponen, yaitu kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan itu telah dilaksanakan, dan kemampuan untuk mengkritik diri sendiri (autocriticism). Ada banyak jenis Tes Inteligensi, yang dikembangkan sesuai masing-masing asumsi dari beberapa tokoh. Berdasarkan target usia, beberapa jenis Tes Inteligensi tersebut ada yang ditujukan untuk anak-anak, remaja, atau orang dewasa. Berdasarkan jumlah subjek, Tes Inteligensi dibedakan menjadi Tes Inteligensi Individual dan Tes Inteligensi Kelompok atau Klasikal. Terdapat beberapa jenis Tes Intelegensi atau Tes IQ, antara lain :
1.      Tes Stanford-Binet
2.      Tes Weschler
3.      Tes CPM
4.      Tes APM
5.      Tes SPM
6.      Tes CFIT


Analisis Tes IQ manual dan tes IQ berbasis komputer
            Tes IQ yang biasa dilakukan adalah secara manual yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengetahui hasil IQ, selain itu banyak peserta tes sulit memahami untuk menghitung hasil tes IQ karena cukup rumit. Olehkarena itu, dengan semakin berkembangnya teknologi maka mitra, dalam hal ini kami ingin mengembangkan metode pemilihan jurusan berbasis komputer yang diuji berdasarkan tes IQ mereka dan bagaimana merancang sebuah sistem aplikasi yang memindahkan tes IQ secara manual ke dalam sistem digital atau berbasis komputer. 
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah dari kurnianingsih (2009) yang berjudul Aplikasi Tes IQ menggunakan Teknologi Mobile menggunakan Waterfall Model sebagai metode pengembangan sistemnya. Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan kuro IQ yang dapat berperan pada emulator Eclipse dengan target AVD Android 2. Éclair dan pada smartphone Android dengan operating sistem android 2.3 Gingerbrad. Kuro IG memudahkan penggunaan untuk mengetahui tingkat kecerdasan tanpa harus melakukan tes tertulis. Penelitian kedua adalah penelitian dari wawan wardina dan viska veronica tobing (2012) yang berjudul aplikasi system pakar tes kepribadian berbasis web. Penelitian ini menghasilkan aplikasi yang menggunakan metodologi berorientasi objek dengan pemodelan visual Unified Modelling Language (UML). Perangkat ini dibuat untuk mengetahui kepribadian individu sehingga dapat membantu dalam mengembangkan kepribadianya.
Perbedaan tes IQ berbasis komputer dengan tes IQ manual
Tes IQ berbasis komputer
Kelebihan 
  •          Tes IQ menggunakkan komputer menjadi lebih praktis  dan efisien
  •          Dengan menggunakan komputer menjadi lebih mudah dalam hal skoring
  • ·        Tidak terbatas oleh jarak dan waktu sehingga menjadi lebih fleksible
  •         Lebih ekonomis tanpa harus menggunakan kertas dalam jumlah yang banyak


Kekurangan
  • Terkadang sering terjadi erorr dalam mengakses
  • Tidak semua orang bisa menggunakan komputer meskipun hanya beberapa
  • Butuh koneksi internet yang baik ketika subjek yang ditujukan berada di daerah pedalaman
  • Sering terjadi kesalahan teknis yang tak terduga

Tes IQ manual
Kelebihan
  • Sebagai penguji pemula dapat mengembangkan rasa kepercayaan dirinya sebagai tutor yang memberikan instruksi kepada calon testee yang akan diuji IQ nya karena berhadapan secara langsung
  • Penguji dapat mengamati secara langsung ketika tes sedang berlangsung sehingga hasilnya tidak dapat dimanipulasi


Kekurangan
  • Tes IQ yang biasa dilakukan secara manual yang biasanya membutuhkan waktu yang cukup banyak untuk mengetahui hasil IQ
  • Selain itu banyak peserta tes sulit memahami untuk menghitung hasil tes IQ karena cukup rumit.




Daftar pustaka

Fitrianingsih, K.N. Darmawiguna, M.I, dkk. (2015). Pengembangan Tes IQ (Intelligence Quotient) pada Anak Usia Dini Berbasis Web. Jurnal Teknik Informatika Volume 4. (4). Bali: Universitas Pendidikan Ganesha

Irmawati & Ahyuna. (2016). Perancangan Aplikasi Tes IQ Siswa untuk Pertimbangan Pemilihan Jurusan dengan Metode Forward Chaining. Journal Citec. Volume 3. (2). Makassar: STMIK Dipanagara.

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI





Anggota Kelompok     :



Ø Aziz Abadi             (11513567)
Ø Dessy. Tommy        (12513224)
Ø M. Andi. Aziz         (15513699)
Ø M. Saripudin           (15513779)













Rancangan Interface dan Flowchart Sebuah Aplikasi Bernuansa Psikologi


  1. Definisi Interface dan Flowchart
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa manusia ke arah serba praktis. Manusia sangat terbantu dengan hadirnya inovasi-inovasi dari berbagai bidang. Hadirnya komputer sebagai cikal bakal kemajuan teknologi terus berpengaruh sejak pertama kali ditemukan. Komputer telah berkembang ke segala arah dalam aspek-aspek kehidupan manusia.
Sesuai dengan judul artikel ini, maka penulis akan memberikan contoh rancangan interface dan flowchart pada aplikasi yang bernuanasa psikologi. Contoh yang akan disajikan diambil dari berbagai sumber. Sebelum membaca lebih lanjut, ada baiknya pembaca memahami terlebih dahulu apa itu interface dan flowchart.
Interface atau lebih sering disebut dengan antarmuka adalah sebuah media yang dapat menjembatani antara user dan sistem untuk melakukan komunikasi. Antar muka mempunyai dua tugas pokok, yaitu untuk menterjemahkan semua aksi yang diberikan user sehingga dimengerti sistem serta menampilkan hasil operasi dari sistem kedalam bentuk yang dimengerti oleh user. Antarmuka banyak sekali kita jumpai di kehidupan tidak hanya dalam software.
Sedangkan Flowchart merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem. Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program  (program logic flowchart)  dan bagan alir program komputer terinci  (detailed computer program flowchart).  Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika.

  1. Aplikasi, dan Flowchart
Berikut ini penulis akan memberikan contoh tahapan dalam mengikuti tes kepribadian MBTI. Sebelumnya apa tes MBTI itu? Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI didasari pada jenis dan preferensi kepribadian dari Carl Gustav Jung, yang menulis Psychological Types pada tahun 1921 MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal.

1.    Anda harus mendownload aplikasi tes MBTI terlebih dahulu, setelah selesai open lalu akan muncul tampilan seperti ini.

2.    Kemudian anda klik Mulai Tes muncul petunjuk tes lalu anda klik Mulai Tes untuk melajutkan tes.
3.    Inilah beberapa contoh pertanyaan dalam tes MBTI yang terdiri dari 60 pernyataan yang anda harus jawab. 



4.    Setelah menyelesaikan 60 pernyataan akan muncul hasil dari tes yang anda kerjakan, klik detail kepribadian untuk melihat hasil yang lebih jelas dari tes tersebut.


5.    Inilah beberapa kepribadian hasil dari tes MBTI jika anda mengklik deskripsi kepribadian pada tampilan awal tes, jika anda klik salah satu kotaknya maka akan muncul deskripsi tentang kepribadian anda.



Selanjutnya, dibawah ini adalah bentuk flowchart pada tes MBTI.

USE CASE

Sumber            :
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

                                              PENGERTIAN PSIKOTERAPI
            Istilah psikoterapi (Psychotherapy), mempunyai pengertian cukup banyak dan kabur. Karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris, seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan (guidance and conseling), kerja sosial (casework), pendidikan dan ilmu agama.
           Dalam perspektif bahasa, psikoterapi berasal dari kata psyche dan therapy. Kata psyche berarti jiwa. Sedangkan therapy yang berarti penyembuhan. Dalam bahasa arab psyche dapat dipadankan dengan “nafs” dengan bentuk jama’nya “anfus” atau “nufus” yang berarti jiwa, ruh, darah, jasad, orang diri dan sendiri. Sedangkan therapy berarti penyembuhan atau pengobatan.

Pengertian psikoterapi menurut beberapa tokoh:
  • Corsini (1989)  Psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu oran, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yyang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku); dengan terapis yang memiliki teori tentang asal-usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis
  • Watson & Morse (1977) Bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya,.
  • Ivey & Simek-Downing (1980) Psikoterapi adalah proses jangka panjang, berhubungan dengan upaya merekonstruksi seseorang dan perubahan yang lebih besar pada struktur kepribadian.
  • C. P. Chaplin Dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Dr. Kartini Kartono mengatakan bahwa psikoterapi adalah penyembuhan lewat keyakinan agama dan diskusi personal dengan para guru ataupun teman.
  • Lewis R. Worberg M.D.  Dalam bukunya yang berjudul The Technique Psychotherapy, mengatakan psikoterapi adalah perasaan dengan menggunakan alat- alat psikologi terhadap permasalahan yang berasal dari kehidupan emosional dimana seorang ahli secara sengaja menciptakan hubungan profesional dengan pasien yang bertujuan ; menghilangkan, mengubah atau menurunkan gejala-gejala yang ada. Memperantarai (perbaikan) pola tingkah laku yang rusak. Meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan kepribadian yang positif
Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
  1. Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
  2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
  3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.

Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
  • Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  • Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  • Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  • Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  • Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  • Mengembangkan potensi klien.
  • Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  • Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  • Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  • Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  • Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  • Meningkatkan kesadaran diri.
  • Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  • Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

Psikoterapi berbeda dengan pengobatan tradisional yang sering memandang gangguan psikologis sebagai gangguan karena sihir, kesurupan jin atau karena roh jahat. Anggapan-anggapan yang kurang tepat tersebut karena sebagian masyarakat terlalu mempercayai tahayul dan kurang wawasan ilmiahnya.

Dalam psikoterapi, gangguan psikologis diidentifikasi secara ilmiah dengan standar tertentu. Kemudian dilakukan proses psikoterapi menggunakan cara-cara modern yang terbukti berhasil mengatasi hambatan psikologis. Dalam psikoterapi tidak ada hal-hal yang bersifat mistik. Klien psikoterapi juga tidak diberi obat, karena yang sakit adalah jiwanya, bukan fisiknya.

Psikoterapi bukan untuk menangani orang gila (orang yang rusak otaknya).  Justru psikoterapi  hanya digunakan untuk menangani orang waras yang sedang mengalami masalah psikologis, atau untuk membantu orang normal yang ingin meningkatkan kemampuan pikirannya. Sedangkan penanganan orang gila adalah urusan Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Dalam sesi Psikoterapi, Anda akan diajak membahas dan menganalisa hambatan psikologis yang ada dalam diri Anda, kemudian mencari pemecahannya dengan cara menerapkan metode psikoterapi yang paling cocok. Psikoterapi hanya bisa dilakukan apabila Anda ingin disembuhkan atau ingin berubah. Psikoterapi tidak bisa dipaksakan kepada orang yang tidak mau dibantu.

Menurut J.P. Chaplin pendekatan psikoterapi terhadap mental illness yaitu :
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.

c) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

BENTUK UTAMA DARI TERAPI SUPPORTIVE, REEDUCATIVE, RECONSTRUCTIVE
  1. Terapi supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
Ψ Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy)
Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
1)      Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
2)      Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
3)      Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.

Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
1)      Bimbingan (Guidance)
2)      Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation)
3)      Pengutaraan dan penyaluran arah minat
4)      Tekanan dan pemaksaan
5)      Penebalan perasaan (Desensitization)
6)      Penyaluran emosional
7)      Sugesti
8)      Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)

  1. Terapi Reedukatif
Ψ Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy)
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
1)      Penyembuhan sikap (attitude therapy)
2)      Wawancara (interview psychtherapy)
3)      Penyembuhan terarah (directive therapy)
4)      Psikodrama

  1. Terapi Rekonstruktif
Ψ Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
1)      Psikoanalisis
2)      Pendekatan transaksional (transactional therapy)